Saturday, September 20, 2014

Semeru

Semeru adalah salah satu gunung tempat diadakannya upacara kemerdekaan 17 agustus. Pada saat itu kuota pendakian semeru diperbanyak dari 500 menjadi 3000 pengunjung.
Jumlah pendaki yang sampai 3000 tidak membuat jalur pendakian sesak. Hanya, karena camping ground di semeru lapang, agak sulit mencari tempat buang hajat. Tempat yang tersedia sudah ramai oleh buangan hajat orang lain.
Tidak jelas apakah kuota sebanyak itu sengaja dibuka khusus untuk pendakian di sekitar tanggal 17 Agustus atau tidak. Tetapi mengurus permohonan surat izin masuk taman nasionalnya (SIMAKSI) ternyata mudah. Tak perlu booking online dan mengurus surat sehat sebelum berangkat seperti anjuran taman nasional. Sesampainya di Pasar Tumpang akan ada petugas yang memberikan formulir dan menjual surat sehat. Pengunjung tinggal isi formulir, lengkapi surat sehat, dan bayar tiket masuk kawasan taman nasional di Ranupani.
Upacara 17 agustus di Ranukumbolo dimulai jam 9 pagi. Sebagian petugas upacaranya cabutan dari pengunjung. Kerumunan pendaki yang pagi-pagi mengelilingi tiang bendera di Ranukumbolo adalah pemandangan yang menarik untuk dipotret.
Pendakian ke puncak Mahameru diperbolehkan pada tanggal 18 dini hari, atau 17 tengah malam. Cukup tidur, makan, dan bekal air akan memberikan tenaga menuju puncak. Saya dan kawan-kawan kelelahan dan tidak sampai puncak. Beberapa tahun mendatang mungkin saya kesana lagi.
Beberapa foto yang sempat diposting, sebagian foto lagi menyusul.
Berkendara Jeep dari Pasar Tumpang sampai Ranu Pani. Biayanya 35.000 per orang, belum termasuk biaya wajib naik angkot dari Pasar Tumpang sampai rest area terdekat, 6000 rupiah. Beberapa destinasi pariwisata yang saya kunjungi, seperti Papandayan, punya pembagian alur jasa transportasi seperti ini. Wajib naik angkot sampai tempat ini, lalu cuma bisa naik pick up sampai tempat anu.
Jeep yang saya tumpangi beberapa kali mesinnya mengeluarkan asap sampai harus berhenti. Kata supirnya karna keberatan muatan. Jeep itu membawa 17 penumpang termasuk ranselnya yang berat-berat. Padahal biasanya penumpang dibatasi sampai 15 orang. Sebelum naik jeep, ada seorang pendaki yang protes kepada pihak pengelola jeep di Pasar Tumpang karena muatannya lebih dari 15 orang tapi ongkos tidak dikurangi. Tetapi dia tidak digubris dan pendaki lain manut-manut saja.
Loket perizinan di Ranu Pani. Beberapa kali saya naik gunung, cuma Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) yang mengurus perizinannya rada sulit. Karena untuk masuk TNGP harus booking seminggu sebelumnya. Jika kuota habis pihak TNGP tegas melarang pendaki naik. Kedua adalah gunung Agung. Jika tidak dipandu kerabat yang warga lokal, naik gunung Agung wajib pakai porter. Waktu saya mendaki ke sana, warga lokal yang memandu juga mesti sembahyang di beberapa pura dulu sebelum mengantar naik.
Sudah ada pedagang di sepanjang jalur pendakian Semeru. Rata-rata yang dijual adalah gorengan dan semangka. Baik gorengan dan semangga setiap potongnya dihargai 2.500. Gorengannya ada yang masih hangat, lho. Semangkanya juga segar.
Ingin rasanya seperti mbak ini, tetap stylish saat mendaki.
Ranu Kumbolo, salah satu camping ground resmi Semeru. Lapang dan ramai.
Anak-anak juga kuat naik gunung.
Euforia pendaki saat sunrise 17 Agustus di Ranu Kumbolo.
Tak semua pendaki harus ikut upacara. Beberapa hanya memotret dan merekam jalannya upacara, beberapa lainnya hormat kepada bendera sambil motret.

No comments:

Post a Comment